RSS
Have you heard the quote, 'don't take life too seriously, noone get out of it anyway? Well, movies are, in fact, imitations of life.

SETTING THE RIGHT BASIC


I wanna meet those hardcore movie-lovers that regard movies as a media that helps them to understand life as a whole. Confused? Well, sebenernya gak sesusah itu. Mari kita perhatikan beberapa permasalahan filosofis yang bisa dibahas lewat film.

1. Are we living the life we really want?

Media : THE MATRIX, TRUMAN SHOW

Pernahkah anda merasa stuck di dalam realita hidup sehari-hari, dimana anda merasa ingin lepas dari belenggu itu dan menentukan nasib anda sendiri? Well, di dalam teori filsafat, itu disebut eksistensialisme, dan para eksistensialis selalu meng-'value our freedom to live our life and livin the consequences'. Tapi, pembahasan yang lebih mudah pun sebenarnya bisa dibawa ke arah ‘are you satisfied with your real life, or you want to crossover to pursue of what-so-called your dream-life?’ Well, permasalahannya bukanlah terletak di perbedaan antara real life dan dream life, tapi apakah kita berani untuk menyeberangi perbatasan yang memisahkan keduanya. Well, for further example, check out THE MATRIX atau THE TRUMAN SHOW, dan find out mengapa karakter-karakter utamanya berani melepaskan kehidupan mereka yang notabene sudah mapan untuk mengejar idealism mereka tentang kebahagiaan yang hakiki!



2. Are you really YOU? (The questions about memories as an element for personal identity).


Media : ETERNAL SUNSHINE OF THE SPOTLESS MIND, MEMENTO, TOTAL RECALL

Memori atau ingatan adalah bagian fundamental dari hidup kita, dan esensi penentu yang membuat manusia sebagai suatu entitas yang ‘berpikir’. Jadi, singkatnya, memori adalah suatu sinergi berkesinambungan yang membentuk suatu individu itu menjadi dirinya yang sekarang. Untuk lebih jelasnya, check out Jim Carrey di ETERNAL SUNSHINE OF THE SPOTLESS MIND, Guy Pearce di MEMENTO, atau Arnold Schwarzenegger di TOTAL RECALL yang kehilangan identitas setelah kehilangan memorinya.

3. Morality makes a human.

Media : THE DARK KNIGHT, SPIDERMAN, 3:10 TO YUMA, CARLITO’S WAY, and many more

Masalah moral memang adalah hal paling klasik yang bisa dijadikan tema utama suatu film. Malah, apabila suatu film ingin dikategorikan sebagai tontonan yang safe, maka film itu harus punya sisi moral, bukan? Salah satu sarana mendidik anak untuk jadi orang yang bermoral adalah membuat mereka menonton film-film superhero seperti SPIDERMAN, sambil mengajarkan mereka bahwa ‘with great power comes a great responsibility’. For the adults who are still seeking for identity but feel too old for superhero nonsense, they can check out 3:10 TO YUMA, CARLITO’S WAY, or the latest and the darkest installment of BATMAN, THE DARK KNIGHT, sambil menanamkan pada diri mereka masing-masing, bahwa ‘it’s not who we are underneath, it’s what we do that defines us’.

4. The quality of character that matters, not the phisycal difference.

Media : REMEMBER THE TITANS, TO KILL A MOCKINGBIRD, X-MEN, CRASH

Racism is one heavy matter that the world won’t stop to fight. Beberapa film bisa membantu this kinda process of understanding, seperti REMEMBER THE TITANS. Judul-judul ekstrim seperti AMERICAN HISTORY X dan DO THE RIGHT THING juga bisa dijajal, asalkan anda tahan mental dan tidak buru-buru terprovokasi oleh ide-ide kontroversial film-film itu sebelum berhasil mencerna makna anti-rasisme yang terkandung di dalamnya. Film-film fantasi seperti X-MEN atau LORD OF THE RINGS pun bisa mengajarkan kita bahwa kualitas pribadi seseorang tidak bisa dinilai dari penampilan luarnya, namun kita harus menyelami karakter orang yang bersangkutan sebelum mengambil suatu judgement. Seperti kata karakter bijak Atticus Finch dalam TO KILL A MOCKINGBIRD, ‘you’ll never understand a man until you climb inside his skin, wear his shoes and walk around in it.’


5. Anti-war message.


Media : PLATOON, THE DEER HUNTER, THE KINGDOM, HOME OF THE BRAVE

Uniknya, salah satu cara paling efektif dalam menyampaikan pesan-pesan anti-perang adalah dengan film perang itu sendiri. PLATOON telah membuktikan lewat raihan Best Picture Oscar tahun 1986 dan tagline briliannya, bahwa ‘the first casualty of war is innocence’. Memang tidak ada orang yang suka perang, namun untuk memahami kapan kita harus berhenti berperang adalah dengan menyelami motivasi perang itu sendiri terlebih dahulu, bukan?

6. Outstanding life-struggle.

Media : ROCKY, THE SHAWSHANK REDEMPTION, ED WOOD, and many more.

Tidak ada jalan mulus dalam mencapai kesuksesan. That would be the first lesson a successful person will teach you. No further comment untuk tema film semacam ini. Semua sudah tergambar jelas di dalam quote-quote terkenal film masing-masing, yaitu,

- ‘Get busy living or get busy dying’ (THE SHAWSHANK REDEMPTION)

- ‘The world ain’t just sunshine and rainbows. It ain’t about how hard you hit, but how hard you get hit and keep moving forward’ (ROCKY BALBOA)

- ‘Visions are worth fighting for. Why spend your life making someone else’s dreams?’ (ED WOOD)

Singkatnya, I have 1001 reasons why we should NOT just watch movies as a total amusement. Movies are much more than just dull moments in front of the screen while eating popcorns. Di universitas manapun, para lecturers pasti pernah mempergunakan film untuk membantu proses understanding para siswanya. Deeper than that, movies are sources of inspiration, and solitude for some people. Seperti Saya, tentunya. :)

<_mp_>

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2009 MOVIE MINDSET. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy